Penyuluhan Narkoba

Ban (1999) menyatakan bahwa penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatkan penggunaan komunikasi informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik. Margono Slamet (2000) menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk memberdayakan masyarakat. Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya dan atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat yang bersangkutan.

Penyuluhan dapat pula diartikan sebagai: proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang partisipatip, agar terjadi perubahan perilaku pada diri semua stakeholders (individu, kelompok, kelembagaan) yang terlibat dalam proses pembangunan, demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, mandiri, dan partisipatip yang semakin sejahtera secara berkelanjutan. Proses belajar bersama dalam penyuluhan,

sebenarnya tidak hanya diartikan sebagai kegiatan belajar secara insidentaluntuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi, tetapi yang lebih penting dari itu adalah penumbuhan dan pengembangan semangat belajar seumur hidup (long life learning) secara mandiri dan berkelanjutan.

Penyuluhan narkoba adalah sebuah upaya secara sadar dan berencana yang dilakukan untuk memperbaiki prilaku manusia, sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan, yakni pada tingkat sebelum seseorang menggunakan narkoba, agar mampu menghindar dari penyalahgunaannya. Upaya ini diharapkan efektif karena ditujukan pada mereka yang belum pernah menggunakan atau sudah menggunakan pada tingkat coba-coba. Sebaliknya perlu kewaspadaan dalam memberikan informasi dan penyuluhan tentang narkoba kepada anakm dan remja karena dapat membangkitkan keingintahuan dan mencoba. Sasaran dari upaya ini juga termasuk orang-orang dengan resiko tinggi yang memiliki masalah yang tidak mampu dipecahkan sendiri, sehingga dalam kehidupannya sering mencari pemecahan keliru, seperti prilaku untuk mencari kepuasan sementara melalui penggunaan narkoba.

Beberapa model pendekatan yang dapat digunakan dalam penyuluhan narkoba:

a. Pendekatan pemberian informasi

Model ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan efeknya akan membawa perubahan sikap dan menurunnya prilaku penyalahgunaan narkoba. Umumnya informasi yang diberikan kepada remaja cenderung menakuti-nakuti, tetapi untuk sasaran yang berpendidikan rendah mungkin pesan tersebut bisa diterima tetapi sebaliknya bagi beberapa kelompok yang menilainya terlalu berlebihan.

b. Pendekatan edukasi afektif

Model ini ditujukan pada pengembangan interpersonal dan sosial dengan meningkatkan :

  •   Pengertian tentang diri sendiri dan menerimanya melalui kegiatan konseling
  •  Kemampuan keterampilan hidup dan interpersonal (life interpersonal skill).

Pendekatan edukatif saja tidak akan berhasil, oleh karena itu upaya ini harus dikombinasikan dengan upaya yang menekankan pada

kemampuan keterampilan sosial mengatasi tekanan dari teman sebaya.

c. Pendekatan alternatif

Model ini bertujuan menjalin kerjasama dalam tim dan meningkatkan kerjasama dan peningktan rasa percaya diri melalui berbagai kegiatan seperti relaksasi, meditasi, olahraga dan pendidikan keterampilan. Ada 3 kegiatan pada pendekatan ini, yaitu:

1. Menyediakan berbagai macam aktivitas sesuai kebutuhan

2. Mendukung remaja untuk mengikuti kegiatan yang positif.

3. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan inisiatif sendiri untuk beraktivitas.

Beberapa aktifitas yang dapat diberikan pada pendekatan ini:

1. Aktivitas dalam bidang hiburan

2. Aktivitas akademik

3. Aktivitas olahraga

4. Aktivitas kegiatan keagamaan

5. Aktivitas yang berhubungan dengan hobi.

d. Pendekatan ketahanan sosial

Pendekatan ini memperkenalkan siatuasi dimana penyalahgunaan

terjadi karena pengaruh tekanan teman sebaya adalah sangat besar.

Tujuan pendekatan ini adalah:

1. Meningkatkan keterampilan diri untuk mampu menolak tawaran narkoba.

2. Mampu menyatakan keinginan dengan cara yang baik dan dapat diterima oleh lingkungan.

3. Mampu membina komunikasi yang lebih efektif dengan guru, orang tua dan teman sebaya.

e. Pendekatan peningkatan kemampuan

Pendekatan ini dipusatkan pada interaksi diantara individu yang bersangkutan dan lingkungannya dengan menekankan pada

pengembangan serta penggunaan keterampilan dalam bersosialisasi.

Tujuannya adalah :

1. Mengajarkan individu untuk mengetahui bagaimana mengendalikan masalahnya secara sistematik dalam situasitertentu.

2. Mengajarkan strategi untuk mengatasi stress dan kecemasan.

3. Mengembangkan keterampilan asertif (menyatakan dengan tegas) baik verbal maupun nonverbal

Tujuan penyuluhan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan tingkat kemakmuran, maka umumnya penyuluhan ditujukan untuk memperkenalkan cara-cara yang baru, dan dalam setiap kegiatannya ditujukan kepada adanya perubahan sikap mental dan cara bekerja. Penyuluhan biasanya mengkombinasikan belajar sambil berbuat, dimana contoh-contoh nyata diajukan sehingga masyarakat terangsang untuk meniru dan meningkatkan keterampilan dapat terbina (Assegaf, 1987:51-52).

Tinggalkan komentar